Untuk pendataan ini, BPBD telah minta Bupati Probolinggo segera menerjunkan tim ke daerah-daerah yang terimbas letusan Bromo. Selain akan memberikan ganti rugi, pemerintah berjanji akan memberikan bantuan bibit.
Menurut Siswanto, akibat letusan yang terjadi beberapa hari terakhir, kondisi persawahan di sekitar Bromo memang rusak parah. Kerusakan umumnya terjadi di 12 desa yang ada di kecamatan Sukapura Probolinggo.
Dari data yang dimiliki BPBD, kerugian pertanian yang diakibatkan letusan Bromo mencapai 2.440 hektar dengan nilai kerugian mencapai Rp 28 miliar. Kerugian terparah terjadi di Desa Ngadirejo dengan lahan yang rusak mencapai 304 hektar dengan togal kerugian mencapai Rp 8,6 miliar.
Selain itu, juga di Desa Ngadisari dengan lahan yang rusak mencapai 294 hektar dengan nilai kerugian Rp 6,2 miliar. Desa Wonoroto juga mengalami kerugian mencapai 1,2 miliar dengan luasan lahan yang rusak 339 hektar. Di desa-desa ini mayoritas lahan warga ditanami kentang, wortel, bawang, kubis, tomat, maupun jagung.
Beberapa Desa yang juga mengalami kerusakan yaitu, Desa Jetak, Ngadas, Wonokerto, Sambikerep, Pakel, Kadiasari, Sariwangi, Sukapura, dan Ngepung.
Kerusakan tanaman, disebabkan karena tebalnya abu bromo yang menempel, bahkan dibeberapa lokasi ketebalan abu mencapai 30 centimeter sehingga langsung mengubur seluruh hasil pertanian. "Jagung saja yang tinggi dan kuat ambruk, apalagi kalau tamanan yang rendah seperti wortel dan kubis," katanya.(TEMPO Interaktif)